Thursday, November 23, 2006

Sekolah Darbi One Way To Steap Ahead In ICT

Lawatan ke Masa Depan Pendidikan
--------------------------------

Pada 9-11 November 2006 yang lalu, saya bersama Sri
Rahayu Ningsih (Guru SMAN 67 Jakarta) dan Asep Zaenal
Rahmat (Guru SMAN 5 Bogor) serta Ismail Syah -
Academic Program Manager (APM) Microsoft Indonesia
berkesempatan memenuhi undangan Gerri Elliott
(Corporate Vice President, Public Sector, Microsoft
Corporation) untuk mengikuti Microsoft Worldwide
Innovative Teachers Forum di Philadelphia, USA.

Diantara agenda forum adalah kunjungan ke School Of
the Future di Kota Philadelphia. Forum ini merupakan
bagian dari program Microsoft Partners in Learning
(PiL) internasional yang dihadiri oleh 32 negara dari
101 negara peserta program PiL di seluruh dunia.

Bertepatan pada Hari Pahlawan 10 November 2006,
selepas buffet lunch di Regency A Foyer Loews Hotel
Philadelphia (USA), saya bersama sekitar 70-an guru
yang diundang Microsoft Corporation berangkat dengan 2
bus menuju lokasi School Of the Future (SOF) yang
berjarak tempuh sekitar 25 menit dari hotel.

SOF yang diproyeksikan menjadi model sekolah menengah
(K-9 & K-12) ini telah menerima sekitar 750 siswa dari
4000-an pendaftar pada bulan September 2006 yang lalu.
SOF sendiri adalah gedung sekolah baru yang megah dan
(tentunya) canggih ini berlokasi di sebelah Barat Kota
Philadelphia yang dikenal sebagai lokasi perumahan dan
pertamanan tua yang sangat bersejarah.
Kurikulum SOF adalah kurikulum komprehensif yang sama
dengan sekolah-sekolah setingkat di Negara bagian
Pennsylvania. Proyek yang didanai oleh School District
of Philadelphia Capital Improvement Project ini
menghabiskan biaya sekitar $ 50 juta (termasuk
bangunan, prasarana dan sarananya) serta mendapat
kontribusi primer berupa SDM dan dukungan pengembangan
kemitraan dari Microsoft (termasuk sistem dan
infrastruktur berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang ‘ditabur’ dan ‘ditanam’ di gedung
SOF). SOF merupakan proyek prestisius yang diharapkan
dapat mendorong pengembangan sekolah sejenis di
Amerika Serikat dan seluruh dunia, setidaknya dapat
menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam
mengembangankan sekolah yang inovatif.

Untuk mempertahankan lingkungan pendidikan dan tradisi
belajar masyarakat, SOF telah menetapkan
prinsip-prinsip strategis:
1. dimana pembelajaran tidak terikat pada ruang dan
waktu,
2. dimana materi pelajaran, kurikulum dan perangkat
belajar mengajar senantiasa mutakhir & relevan, dan
3. dimana pembelajaran diadaptasi sesuai keinginan
individual setiap siswa.

Dengan bervisi sebagai komunitas pemberdayaan manusia
dimana proses pembelajaran senantiasa
berkesinambungan, relevan dan adaptif. SOF menetapkan
misinya sebagai sekolah masa depan yang: (1)
menerapkan hasil penelitian dan pengembangan untuk
memperkaya pengalaman praktis di bidang pendidikan,
(2) menciptakan sebuah lingkungan belajar yang
melibatkan seluruh civitas sekolah, dan (3) mendorong
civitas sekolah untuk senantiasa menjaga semangat
belajar, (4) menanamkan tanggung jawab pribadi siswa
untuk belajar, dan (5) menginspirasi masyarakat untuk
tetap berkomitmen dan terlibat aktif di dalam kegiatan
pendidikan.

Ellen Savitz, Chief Development Officer SOF dengan
lugas menegaskan kepada kita semua bahwa SOF tidak
perlu digumuni (ditakjubi) karena megah dan canggihnya
gedung sekolah berlantai 3 tersebut. Karena hal itu
memang bukanlah sesuatu yang perlu dibanggakan, karena
tidak sulit bagi negara-negara federal lain di Amerika
Serikat atau negara lain untuk meniru atau membangun
yang lebih megah dan canggih. Ellen justru
mengedepankan 5 faktor kritis dan kiat sukses untuk
menjaga SOF tetap pada koridor visi dan misi
edukasinya, yaitu:
1.melibatkan dan menjalin komunitas belajar
2.mengawal kurikulum yang sesuai dengan harapan
masyarakat
3.menjaga fleksibilitas dan kesinambungan lingkungan
belajar
4.memadukan berbagai keunggulan kurikulum untuk
diteliti dan dikembangkan
5.kepemimpinan professional

Sekolah yang dipimpin oleh Chief of Learner (tidak
menggunakan istilah Principal atau Headmaster
sebagaimana umumnya) ini terdiri dari 4 lantai dengan
fasilitas:
1.Performance Center di lantai bawah tanah
(underground floor)
2.Main Entrance, Streetscape, Interactive Learning
Center, Gymnasium, Food Court, dan Science Lab di
lantai 1 (1st floor)
3.Art Studio, IT & Web Design Lab di lantai 2 (2nd
floor)
4.General Classrooms di lantai 3 (3rd floor)

Setiap ruang kelas dan lab pada umumnya didominasi
warna hitam dan putih bersih serta kaca transparan,
meja dan kursi belajar beroda sehingga posisi duduk
siswa dapat diubah-ubah secara flexible dan mobile
sesuai kenyamanan belajar, lampu penerangan yang
cukup, perangkat sistem audio-video, 1-2 unit LCD data
projector, 1-2 buah whiteboard, dan akses
intranet/internet nirkabel yang lebar serta cepat di
seluruh lantai dan area kampus SOF.

Setiap siswa dibekali 1 unit notebook mungil merek
Gateway yang tentunya bersistem operasi Microsoft
Windows XP (akan di-upgrade ke Vista), Microsoft
Office, Microsoft Student/Encarta dan aplikasi lain
yang mendukung proses belajar siswa di kelas dan di
rumah.

Siswa juga memiliki Smart Card yang berfungsi sebagai
kartu presensi kelas, voucher breakfast/lunch di food
court, kartu perpustakaan, kunci locker, kunci akses
ke ruang-ruang kelas yang diperkenan bagi siswa secara
sistem.

Guru tentunya juga membekali diri dengan notebook yang
sama dengan siswa, hanya bedanya di hak akses dan
manajemen datanya yang tersentral di server SOF. Pada
saat mengajar, guru menggunakan clip-on microphone
agar instruksinya jelas dan merata terdengar siswa di
kelas/lab.

Untuk mendukung kinerja 800-an notebook civitas SOF,
disediakan 1 Tim Helpdesk yang siap membantu siswa dan
guru jika mengalami masalah dengan notebook
masing-masing.

Sesuai konvensi tata bangunan di Pennsylvania, setiap
ruang/lab di SOF juga ditandai dengan papan nama
seukuran 10cm x 15cm yang bertuliskan nama ruang/lab
dengan huruf Alphabet dan huruf Braille. Ini
menandakan kepedulian masyarakat Amerika Serikat pada
hak-hak belajar bagi penyandang tuna netra sangat
tinggi. Demikian pula ketersediaan jalan dan elevator
akses bagi siswa penyandang cacat tubuh (berkursi
roda) di kampus SOF.

Saya sempat terkagum dengan kelas yang menurut kita
mungkin “tawar” untuk ukuran standard kelas kita di
Indonesia atau di mana pun, karena tidak “diformalkan”
dengan gambar lambang negara, presiden dan wakil
presiden, apalagi gambar-gambar poster dan tempelan
portofolio siswa yang menghiasi dinding kelas kita.
Filosofi SOF memang sederhana tetapi elegan, menurut
mereka jika di dalam notebook sudah tersedia sumber
sekaligus media belajar yang mutakhir, menarik dan
menyenangkan siswa serta dapat menyimpan semua hasil
(portofolio) siswa dalam format digital, mengapa
hardcopy-nya perlu ditempelkan dan ditampilkan sebagai
“pemanis” dinding kelas/lab?

Satu lagi yang menarik, mereka memiliki 1 unit Life
Skill Lab yang isinya semua peralatan rumah tangga
berupa peralatan dapur, kulkas, mesin cuci
piring/gelas, mesin cuci pakaian, meja setrika, model
kamar mandi, WC, dan perangkat rumah tangga lainnya.
Saya jadi teringat waktu SD dulu pernah menerima
pelajaran PKK, sehingga waktu mondok di indekost-an
atau di dormitory dulu tidak mengalami kesulitan
berarti, karena semua pekerjaan rumah tangga dapat
saya lakukan. Disinilah persepsi life skill kita
berbeda dengan SOF.

Memiliki notebook tidak berarti mengabaikan buku,
karenanya SOF menyediakan ratusan buku-buku
berkualitas di Interactive Learning Center untuk
dibaca di center atau dipinjam untuk dibaca di rumah.
Bahkan tradisi membaca ini boleh membuat kita iri,
karena selain notebook, mereka juga membawa beberapa
buku di dalam backpack (tas ransel) untuk dibaca saat
di perjalanan bus atau trem serta saat usai makan
siang di taman-taman kota. Artinya masih ada
‘homework’ bagi siswa SOF di rumah, karena rumah juga
sekolah (extra school) bagi mereka.

Inilah e-school yang diproyeksikan sebagai model
Sekolah Abad 21 di Amerika Serikat, dimana
‘e-learning’ telah mencapai dimensi ‘m-learning’
(mobile learning) yang sesungguhnya. Dan tidak
mustahil pula fleksibilitas tanpa batas-nya
‘u-learning’ (ubiquitous learning) beberapa bulan
mendatang akan menjadi platform belajar baru yang akan
menggantikan m-learning.

“Keep on dreaming, and forcing us to dream too.” –
demikian tantangan Bill Gates (Chief of Architects,
Microsoft Corporation) dalam membuka SOF Philadelphia.
SOF boleh jadi merupakan mimpi kita di Indonesia,
tetapi suatu keniscayaan untuk kita wujudkan bersama.
Bukankah bersama kita bisa?

Demikian laporan kunjungan kami di SOF Philadelphia,
bagi Bapak/Ibu berminat untuk memiliki DVD Microsoft
Education Roadmap (didalamnya ada info lengkap tentang
SOF), silakan japri ke e-mail saya, dengan senang hati
insyaallah akan segera saya kirimkan.
Terima kasih

Wassalamu’alaikum wr wb

0 komentar:

 

Copyright © Sekolah TKIT & PGIT Darul Abidin. Template created by Volverene from Templates Block
lasik surgery new york and cpa website solutions
WP theme by WP Themes Expert